BPLS: Insersi Bolton Ditunda

Mediacenterlusi
Surabaya—Proses pengurangan volume semburan melalui insersi (memasukkan) bola-bola beton (High Density Chained Balls/HDCB) ditunda hingga evaluasi terhadap pusat semburan yang tengah dilakukan selesai.

Menurut Wakil Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Hardi Prasetyo, pihaknya saat ini tengah melakukan evaluasi yang mendalam terhadap kondisi pusat semburan. Evaluasi dilakukan untuk mencari cara menutup semburan.

“Pemasukan bola beton hanya untuk mengurangi semburan Lumpur panas, padahal dalam peraturan presiden, BPLS ditugaskan menutup semburan, maka kami akan mencari cara menutup semburan,” kata Hardi usai rapat dengan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) dan Tim Monitoring Pemasukan Bola-bla Beton dari ITB di Surabaya, Sabtu (21/4).

Salah satu cara menutup semburan yang akan dikaji, ujar Hardi, yaitu metode pengeboran miring (relief well) yang pernah digunakan sebelumnya. Metode ini pernah dicoba, tetapi tidak tuntas karena terganjal masalah dana dan kondisi di lapangan saat itu.

Soal kelanjutan insersi Bolton, lanjutnya, tergantung hasil evaluasi. Evaluasi pada pusat semburan, jelas Hardi, dilakukan untuk mencari sebanyak mungkin data terkait konfigurasi dan arsitektur pusat semburan lumpur panas. Termasuk luas dan temperatur di pusat semburan. “Ini dilakukan agar kelanjutan program pemasukan rangkaian bola-bola beton dapat lebih optimal dan maksimal.”

Sebagaimana diketahui, Timnas PSLS telah melakukan insersi sebanyak 374 rangkaian bola-bola beton pada tahap pertama. Kemudian pada tahap kedua, baru mencapai 24 rangkaian. Satu rangkaian terdiri dari empat bola-bola beton yang dihubungkan dengan kawat (sling) baja. (*)

1 Responses to BPLS: Insersi Bolton Ditunda

  1. usil berkata:

    alaa…ndak usah malu2, stop ya…stop, ndak usah pake alasan
    evaluasi segala. kan udah jelas peraturan presiden bilang tugas
    bpls menyetop semburan, sedangkan team HDCB bilang: cuman
    mengurangi semburan (malahan nambah koq?)

    ini kalo diteruskan, namanya melanggar per-pres…apa iya berani!
    katanya banyak pakar dalam dan luar negeri bilang: susah distop.
    makanya kedepannya, yang realistis aja…
    Seharusnya team itb itu bukannya dibayar, malahan harus didenda.
    wong semburannya bukan menurun seperti janjinya, malahan …..
    nambah koq!

    periksa dong! ide2 para pakar di blog ini. bagus2 dan kompre..lagi!
    gitu aja….koq repot

Tinggalkan Balasan ke usil Batalkan balasan