Semburan Lumpur Meningkat, Tanggul Cincin Jebol lagi

Senin, 07 Mei 2007  20:38:00 RepublikaOnLine
Sidoarjo-RoL — Meningkatnya debit semburan luapan lumpur Lapindo Brantas Inc, Senin (7/5), mengakibatkan kondisi tanggul penahan luapan lumpur semakin kritis.

Bahkan setelah jebol beberapa kali di beberapa titik, baik tanggul utama (cincin) dan tanggul pond, kini tanggul utama di sebelah barat pusat semburan kembali jebol sepanjang sekitar lima meter.

Padahal, tanggul tersebut baru saja diperbaiki setelah jebol sejak Sabtu (5/5) dini hari lalu. Karena semakin besarnya volume lumpur, membuat tanggul penahan tidak mampu menahan dan jebol kembali.

Selain itu, tanggul penunjang yang berada di sebelah timur tanggul utama juga sempat jebol sepanjang enam meter dan mengalami “over topping” sepanjang 50 meter.

Akibat jebolnya tanggul pusat semburan itu, volume lumpur di areal pond Siring dan Kedungbendo yang menampung luapan dari tanggul utama, juga makin tinggi. Bahkan akibat jebolnya tanggul penunjang, akses jalan masuk bagi truk-truk sirtu sempat terputus terkena terjangan lumpur.

Hingga kini, petugas masih terus berupaya melakukan perbaikan tanggul utama yang jebol. Selain itu, BPLS juga berusaha mengalirkan luapan lumpur dari pusat semburan ke arah Selatan menuju “spill way”, menggunakan ekskavator long arm.

Menurut seorang petugas, jebolnya tanggul utama di sisi sebelah Barat diduga karena adanya penurunan tanah di areal pusat semburan. “Belakangan ini semburan yang terjadi di pusat semburan mengindikasikan terjadinya kenaikan. Jadi jebolnya tanggul itu disinyalir karena adanya penurunan tanah,” katanya.

Humas BPLS, Ahmad Zulkifli, mengaku kesulitan mengatasi luberan lumpur tersebut. Hal itu karena kondisi semburan lumpur terus bertambah. “Kami membuat tanggul ini ibaratnya berkejaran dengan lumpur. Begitu lumpur bertambah, kami juga berusaha menambah ketinggian tanggul dengan membuat tanggul penunjang,” tambahnya.

Mengenai upaya yang dilakukan BPLS, pihaknya saat ini masih berupaya menutup tanggul yang jebol dengan meletakkan sand bag berisi material di titik-titik yang jebol, kemudian di atasnya ditutup dengan material lainnya. “Kedepan kami berusaha agar lumpur bisa dialirkan ke selatan,” tambahnya.  antara
is

20 Responses to Semburan Lumpur Meningkat, Tanggul Cincin Jebol lagi

  1. RIrawan berkata:

    Aduh, maaf Pak Janatan,
    ngetiknya ngaco, sudah mau berangkat.
    Ini saya koreksi, sekali lagi maaf.

    Ok Pak Janatan, kalau mau dipakai pada KANAl-V, disain KINCIR-YANATAN nya harus disesuaikan:
    – ujung sirip (lingkar luar silinder) mengecil, supaya sesuai dengan bagian bawah KANAL-V.
    – ada poros yang keluar di kedua sisi silinder, agar bisa dipasangkan bantalan(bearings) dan motor standard yang ada di pasar.
    Mungkin lebih baik (low centrifugal effect) seperti usulan ompapang, daun sirip nya lurus-lurus saya, seperti pada gambar pertama yang berwarna. Tetapi nanti akan saya coba menghitungnya lebih rinci, mana yang lebih baik.

  2. RIrawan berkata:

    Oak Janatan, kalau mau dipakai pada KANAK-V, disain KINCIR-YANATAN nya harus disesuaikan:
    – ujung sirin (lingkar luar silinder) mengecil, supaya sesuai dengan bagian bawah KANAL-V.
    – ada poros yang keluar di kedua sisi silinder, agar bisa dipasangkan bantalan(bearings) dan motor standard yang ada di pasar.
    Mungkin lebih baik (low centrifugal effect) seperti usulan ompapang, daun sirip nya lurus-lurus saya, seperti pada gampar pertama yang berwarna. Tetapi nanti akan saya coba menghitungnya lebih rinci, mana yang lebih baik.

  3. Janatan berkata:

    Pak RIrawan, Ompapang, saya ingin memperjelas bentuk sirip pada kincir agar mudah ngitungnya dapat dilihat di
    http://www.geocities.com/yonathan1626/floating_waterwheel.html

  4. RIrawan berkata:

    Terima kasih pak usil, ada sampeyan sama ompapang membuat blog ini makin segar dan asyik. Saya sih asalnya dari dekat semburan lumpur dan famili saya masih banyak yang tinggal dekat sana.

    Tapi, … oalah … makasih ompapang atas koreksi kepikunan saya, mungkin saat nulis saya lagi kesal, sudah jauh-jauh rencana mau weekend ke Selat Sunda, … e, mendadak mesti ke negerinya Mahatma Gandhi. Tapi saya mau tanya-tanya soal PLTN di sana.

    Putaran KINCIR-YANATAN harus berlawanan terhadap arah aliran. Sudunya benar ompapang, sebaiknya lurus, atau membuat garis-potong tegak lurus horisontal terhadap arah aliran. Spatbor usulannya ompapang boleh juga, efeknya tidak seberapa, cuma jadi makin banyak komponen alat. Tapi nanti saya akan coba menghitung lebih rinci tentang efek muncrat dsb.

    KINCIR-YANATAN ini bisa dipasangkan dengan KANAL-V. Daun-sudunya berbentuk segitiga, mengikuti format KANAL-V. Ini adalah alternatif, manakala KANAL-V tidak dibuat miring agar lumpur bisa meluncur turun dengan gravitasi, atau elevasinya tidak cukup, sehingga perlu dibantu dipercepat dengan KINCIR-JANATAN.

  5. usil berkata:

    Ho..ho..ho..sudah pasti om! kakap mah..keciiil! yang ini PUAS dari kutub.
    Mana enak nonton wayang jika, dalangnya bukan: omPapang, RIrawan,
    Syahraz, Dedi Ganedi, Herman dan Pak Yanatan.

    Om! jangan2 Pak RIrawan wong Sunda?

  6. ompapang berkata:

    Pak RIrawan, kok Selat Sunda ? Maksudnya Selat Madura ?
    Pak Yanatan, arah putarannya clockwise atau counter clockwise ? Apa tidak lebih baik sudunya lurus saja seperti sudu kincir kapal uap kuno?
    Barangkali muncratnya tidak keterlaluan karena dengan kecepatan keliling 4,5 m/detik dan diameter luar 1m, maka putaran kincir n=1,43 rps= 85,94 rpm tidak cukup signifikan untuk menimbulkan gaya centrifugal yang memuncratkan lumpur.

  7. Yanatan berkata:

    ompapang, ini variasi kincir supaya lumpur tak muncrat spt yang om maksud lihat di :
    http://www.geocities.com/yonathan1626/floating_waterwheel.html

  8. ompapang berkata:

    Pak Usil mancingnya dapat KAKAP !!!….. selamat ya pak Usil ! ( ayo senyum yang lebar . . .)
    Pak RIrawan, kalau kincirnya diberi spatbor guna menahan lumpur yang muncrat terlempar oleh gaya centrifugal bagaimana?. Nambah beban motor nggak ya lumpur yang turun kembali mengguyur kincir dari spat bor ?

  9. usil berkata:

    Whooo!!! apa saya bilang Pak Yanatan?
    Belum apa2 sudah muncul…RIrawan
    dan seperti biasanya, kalau saya tidak salah menebak,
    akan muncul “lawan” sekaligus “teman” caturnya Pak RIrawan
    Siapa? he..he..tebak sendiri!

  10. Yanatan berkata:

    Makasih pak Rirawan atas tanggapan dan bantuan itung-itungannya, mudah-2an ada yang tanggap untuk mengimplementasikan dengan mengombinasikan KANAL-V bapak dengan ide kincir ini untuk solusi jangka panjang membuang lumpur kesungai/laut.

  11. RIrawan berkata:

    Sedikit yang saya ragu, pak Yanatan, putaran kincir yang cukup cepat itu (circumference speed diatas 4,5 m/detik) bisa membuat lumpurnya muncrat-muncrat. Mungkin teman-teman bisa ikut memikirkannya dan menemukan ide kreatif untuk mengatasinya.

  12. RIrawan berkata:

    Pak Yanatan, ide kincirnya bagus dan logis di tataran konsep.
    Lumpur lapindo tidak mungkin bisa dialirkan melalui kanal biasa, sehingga perlu bantuan didorong.

    Eskavator keuntungannya: sudah tersedia dan bisa cepat dioperasikan. Tetapi kerugiannya sangat banyak: luar biasa boros energi, tidak berumur panjang (cepat rusak), tidak bisa beroperasi terus-menerus dan tergantung orang sebagai operatornya. Dus sangat mahal untuk jangka panjang, selain tidak mungkin bisa dijadikan solusi permanen. Jadi tidak layak.

    Kincir pak Yanatan keuntungannya: jauh lebih hemat energi, bisa dioperasikan terus menerus dan umur pakainya mungkin lebih panjang. Kendalanya: belum tersedia di pasar komersial dan belum pernah dibuat sehingga belum tercapai disain optimalnya. Selain itu, ada beberapa hal teknis yang perlu dipelajari, yakni: pengaruh suhu panas pada penurunan efisiensi motor, ketahanan bearings dll terhadap suhu panas dan korosi.
    Kalau pak Yanatan setuju, besaran daya (P) yang diperlukan bisa dihitung sebagai jumlah energi per detik yang diperlukan (Ek) untuk menghasilkan kecepatan lumpur 3 m/detik, ditambah (Er) untuk melawan geseran di dasar kanal, yang dibagi dengan faktor effisiensi.
    Pak Yanatan benar, hanya dengan kecepatan (u) lebih dari 3 m/detik, maka lumpur dapat dicegah mengendap.
    Σ P = ( ½ . u² . dm/dt + ρ . g . Hr . Q ) / η
    Jika jarak antar kincir (L) sekitar 5 m, maka dapat ditentukan faktor daya yang diperlukan untuk melawan geseran antara lumpur dengan dasar kanal (lebar: b = 3 m):

    Hr = λ . L . u0² / (2 . g . dh)

    Hasil perhitungan kasar dengan numerik kualitatif dan efisiensi mekanis 50% menghasilkan kebutuhan daya:

    P = 9,16 Kw per kincir.

    Angka tersebut di atas menunjukkan betapa besar penghematan KINCIR-YANATAN dibandingkan dengan eskavator. Tetapi karena berat-massa kincir ini cukup besar, mungkin diperlukan jenis motor dengan slip-faktor yang besar untuk mengatasi starting torque yang basar.

    Kebutuhan daya itu bisa pak Yanatan perkecil, bilamana format kanalnya dioptimalkan, karena kanal dengan lebar 3 m menyebabkan lumpur yang mengalir tingginya cuma 19,29 cm, sehingga menimbulkan geseran yang cukup banyak memakan energi pada dasar kanal.

    Format optimalnya adalah bentuk KANAL-V (lebar dasar: 1 m).
    KINCIR-YANATAN diletakkan sumbunya melintang diatas KANAL-V, tiap jarak 5 m.
    Jika KANAL-V diletakkan horisontal dengan elevasi nol, maka diperlukan daya KINCIR-YANATAN:

    P = 3,84 Kw per kincir.

    Ini bisa menjadi alternatif untuk memasangkan KANAL-V secara horisontal, bahkan sepanjang 18 Km hingga mencapai Selat Sunda dengan memakai KINCIR-YANATAN tiap 5 m, yang digerakkan oleh motor standard @ 4 atau 5,5 Kw per kincir.

    Hebat ide nya pak Yanatan!

  13. Yanatan berkata:

    Ompapang, wah anda memberi P.R saya untuk buka2 lagi buku fisika nih, baik saya akan coba itung2 dikit (sorry kalau kurang akurat, sudah banyak yang lupa abis ini kan pejaran sewaktu di SMA dulu) :

    1. Kincir : bagian/rangka dalamnya tidak bergerak karena sudah ditambat, yang bergerak cuma bagian luarnya saja.

    2. Sebagai contoh kalau kita pakai cylinder kincir dengan ukuran diameter 98 cm (spy mudah ngitungnya) X lebar 3M, dan 1/4nya atau 25Cm berupa sirip-sirip yang akan dimasukkan kedalam lumpur, maka dalam satu kali rotasi, volume lumpur yang dapat dipindahkan sebanyak kurang lebih 1.75M3.

    3. Jika mengacu pada volume semburan yang 150Rb M3/Hari atau kurang lebih 100M3/Menit, maka untuk mengimbangi kecepatan-volume semburan ini diperlukan kecepatan rotasi kincir kurang lebih 60RPM.

    4. dengan dasar keliling kincir sepanjang 3M, maka akan didapat kecepatan awal kincir untuk mengalirkan lumpur yaitu 180 Meter/menit atau 11 KM/jam atau 3M/detik
    tentunya kecepatan ini akan terus mengalami perlambatan, sehngga kalau jarak ke spillway masih cukup jauh, akan memerlukan beberapa kincir yang lain.

    5. Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kincir dapat dihitung dari :
    HP = Torque X RPM / 5252 (Conversion Factor)
    Torque = F (LbForceFt) x radius (Ft) x Cos(alpha)
    dimana F(gaya) akan tergantung pada Gaya berat Cylinder atau Gaya gravitasi plus Gaya gesekan dalam lumpur, alpha adalah besarnya sudut sirip pada kincir.
    catatan. 1 Newton Meter = 0.7375 LbforceFt

    6. Satu hal yang pasti daya yang akan digunakan untuk memutar kincir tersebut akan jauh lebih kecil dari daya untuk menggerakkan Long Arm Excavator, karena alat ini sebenarnya kan untuk dipakai dipertambangan sepeti Batubara dan mineral yang lain
    yang membutuhkan daya besar untuk menggali bahan2 tersebut, lagi pula untuk menyewa alat2 berat seperti ini biayanya pasti mahal sekali.

  14. ompapang berkata:

    menurut saya memang lebih cocok lumpur didayung dengan sudu kincir sesuai ide pak Yanatan dari pada pakai excavator atau kapal keruk,sambil menunggu selesainya pembuatan kanal V kaskade pak RIrawan.

  15. Yanatan berkata:

    Ompapang, wah anda memberi saya P.R untuk buka2 buku fisika lagi nih, baik saya coba itung2 dikit (Sorry kalau ada yang kurang akurat, sudah banyak yang lupa abis ini kan pelajaran waktu di SMA dulu) :

    1. Kincir : rangka dalam tidak bergerak karena ditambat dan yang berputar adalah rangka luarnya saja.

    2. kalau kita pake kincir dgn ukuran cylinder (diameter-98cm/biar gampang ngitungnya x lebar 3M) dan katakanlah 1/4 nya (25cm) adalah sirip-sirip yang masuk kedalam lumur, maka lumpur yang dapat dipindahkan dalam 1 kali rotasi kurang lebih 1.75M3.

    3. bila kecepatan semburan dihitung dari 150rb /M3 atau sekitar 100 M3/Menit, maka dperlukan kecepatan rotasi kurang lebih 60 RPM untuk mengimbangi volume semburan lumpur per menit.

    4. dari keliling lingkaran cylinder yang 3M, maka kecepatan awal lumpur yang dialirkan oleh kincir 180M/menit atau 11KM/jam atau 3M/detik dan akan mengalami perlambatan, jadi kalau jarak ke spillway cukup jauh, akan memerlukan beberapa kincir yang lain.

    5. Daya yang digunakan oleh motor penggerak adalah :
    Daya (HP) = Torque (Lbf – Ft) x RPM / 5252 (Conversion Factor).
    Torque = F x radius (Ft) x cos(alpha).
    dimana F (Gaya) akan tergantung pada gaya berat Cylinder kincir atau gaya gravitasi plus gaya gesek di air, alpha = sudut sirip.

    6.yang pasti daya yang akan dipakai untuk memutar kincir jauh lebih kecil dari Long arm excavator, kan alat ini untuk pertambangan batubara atau mineral yg lain pasti butuh daya besar untuk menggali bahan2 tambang tersebut, dan bukan pada tempatnya dipakai unutuk mengalirkan air lumpur, lagi pula menyewa alat-alat2 berat seperti ini mahal sekali biayanya.

  16. goblok berkata:

    usulku sih gampang dan menjengkelkan….

    bikin tanggul sampai pantai setinggi 70 meter terus sering-sering diguyur pake air biar lumpurnya mengalir sampai jauh…….

  17. ompapang berkata:

    Pak Yanatan, sebelum kapal uap menggunakan baling-baling, kapal uap tempo dulu juga menggunakan kincir macam ini, bedanya kalau kincir berputar kincirnya ikut kapalnya yang bergerak.Pada ide Bapak, kincirnya berputar ditempat, lumpurnya yang mengalir secara kontinyu.Begitu to pak?
    Namun yang menentukan besarnya daya yang diperlukan adalah diameter ,luas bidang sudu-sudu kincir dan kecepatan putarnya, karena besaran-besaran itu menentukan debit lumpur yang dialirkan, sedang berat ringannya bahan yang dipakai tidak terlalu signifikan menentukan besar kecilnya daya yang diperlukan.
    Jenis bahan barangkali menentukan ketahanan bahan terhadap gesekan oleh butiran-butiran halus dari lumpur yang bekerja seperti ampelas atau sand bluster untuk mengukir kaca.

  18. Yanatan berkata:

    Energi yang digunakan oleh motor penggerak dapat diminimize dengan pemakaian bahan seringan mungkin seperti Aluminium Alloys, Titanium dsbnya,
    Terus perbedaan dgn long arm excavator, kalau kincin ini kan bergerak terus dengan cepat, sedang excavator perlu tenggang waktu untuk menggerakkan arm maju, mundur, naik, turun.

  19. ompapang berkata:

    Daya per unit excavator kira-kira 100 -150 HP ,berapa HP kira -kira yang diperlukan untuk menggerakkan per unit kincir lumpur Pak Yanatan? Kalau daya diperlukan lebih kecil mungkin lebih praktis dan ekonomis dan aman dari bahaya gas H2S bagi petugas/operatornya karena dapat dikendalikan dari jauh dibanding excavator.

  20. Yanatan berkata:

    Saya punya cara yang jauh lebih praktis untuk mengalirkan lumpur dari pusat semburan ke spillway, ketimbang pakai exvacator long arm seperti yang dilakukan
    oleh BPPS saat ini, caranya lihat di :
    http://www.geocities.com/yonathan1626/floating_waterwheel.html

Tinggalkan Balasan ke RIrawan Batalkan balasan