Laporan Konferensi AAPG di Cape Town Afrika-Selatan

Oktober 30, 2008

Ada dua laporan dari lokasi pertemuan ini.

Yang kedua dibawah ini tulisan dari Rudi Rubiandini yang ikut hadir dalam pertemuan ilmiah AAPG di cape town.

Laporan Konferensi AAPG di Cape Town Afrika-Selatan Tentang Lumpur Sidoardjo 28 Oktober 2008

” 42 AHLI DUNIA BERPENDAPAT LUMPUR SIDOARDJO DIAKIBATKAN OLEH KESALAHAN PEMBORAN DAN HANYA 3 AHLI YANG SETUJU KARENA GEMPABUMI”

AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia. Baca entri selengkapnya »


Laporan Perdebatan Asal LUSI di Pertemuan AAPG Capetown

Oktober 30, 2008

Ada dua laporan dari lokasi pertemuan ini.

Yang pertama dibawah ini tulisan dari Awang H Satyana yang ikut hadir dalam pertemuan ilmiah AAPG di cape town.

Ini janji saya menuliskan secara detail acara LUSI di AAPG Capetown.

Acara LUSI di Pertemuan AAPG Capetown berlangsung pada hari Selasa 28 Oktober 2008, tepat pada hari peringatan ke-80 tahun Sumpah Pemuda di Indonesia. Acara dibuka pada pukul 13.45 waktu South Africa (18.15 WIB) oleh moderator dadakan (John Underhill) mengganti yang sudah tercantum di buku program resmi (J. Gluyas). Sesuai seperti yang diperkirakan, acara yang digelar khusus ini banyak dihadiri para pengunjung. Hitungan kasar saya, ada sekitar 150 orang yang menyaksikan acara yang sedianya dikemas dalam format perdebatan ini. Perdebatan asal LUSI di Afrika ini melengkapi perdebatan LUSI sebelumnya yang telah digelar di empat benua dalam dua tahun terakhir ini. Baca entri selengkapnya »


Lumpur Lapindo Tidak Dapat Ditutup, Kata Geolog Internasional

Oktober 23, 2008

22/10/08 18:04
Lumpur Lapindo Tidak Dapat Ditutup, Kata Geolog Internasional
Jakarta (ANTARA News) – Para geolog internasional sepakat bahwa semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur adalah “mud volcano” yang merupakan produk remobilisasi sedimen dan aliran fluida di wilayah cekungan bumi yang lemah, karena itu semburan itu tidak bisa ditutup. Baca entri selengkapnya »


Lapindo Belum Bayar Uang Muka Korban Lumpur

Oktober 18, 2008

16/10/08 19:20

Sidoarjo (ANTARA News) – Warga korban luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. baik yang mendukung program pembayaran ganti rugi dengan cash and carry maupun ,i>cash and resettlement kini makin resah, karena hingga kini belum mendapat transfer pencairan dana 20 persen uang muka.Sebelumnya, warga korban lumpur yang mengungsi di Pasar Porong Baru (PPB) juga resah, karena pasca Perjanjian Ikatan Jual Beli (PIJB) uang muka ganti rugi 20 persen, seharusnya 14 hari kemudian ditransfer, namun hingga kini tak kunjung masuk. Baca entri selengkapnya »


Pengungsi Lumpur Lapindo PBP Kesulitan Kontrak Rumah

Oktober 16, 2008

Pengungsi Lumpur Lapindo PBP Kesulitan Kontrak Rumah

Sidoarjo (ANTARA News) – Pengungsi korban luapan lumpur Lapindo di Pasar Baru Porong (PBP) Sidoarjo kini kebingungan tidak bisa mengontrak rumah, karena uang kontrak rumah dari PT Minarak Lapindo Jaya sudah habis untuk kebutuhan lebaran 2008 lalu.

Informasi yang dihimpun ANTARA, Sabtu menyebutkan, mereka berharap uang muka ganti rugi 20 persen segera dicairkan agar bisa segera keluar dari PBP dan mengontrak rumah.

Basuki Ahmad (45), salah satu pengungsi korban lumpur yang mengungsi di PBP mengatakan, uang Rp 2,5 juta yang diberikan PT MLJ, sudah habis untuk kebutuhan Lebaran 2008.

Menurut dia, kebanyakan warga kini tidak memiliki uang untuk mengontrak rumah. Selain itu, uang sejumlah Rp2,5 juta, tidak cukup untuk mengontrak rumah layak huni.

“Harga rumah kontrakan saat ini sudah mahal. Apalagi untuk kontrakan di sekitar Sidoarjo, sudah sulit didapat. Jadi, kami sangat membutuhkan realisasi uang ganti rugi sebesar 20 persen agar kami bisa segera pindah untuk mengontrak rumah,” katanya.

Sementara itu Ketua Panitia Khusus (Pansus) lumpur Lapindo DPRD Sidoarjo, Maimun Siradj mengharapkan agar pencairan ganti rugi sebesar 20 persen itu secepatnya direalisasikan.

“Pengungsi saat ini amat membutuhkan uang tersebut untuk mengontrak rumah. Jika uang itu belum mereka terima, kemungkinan besar mereka belum bisa keluar dari PBP, karena mereka tidak memiliki uang untuk mengontrak rumah,” katanya.

Menurut rencana sebanyak 565 Kepala Keluarga (KK) yang masih mengungsi di PBP berencana meninggalkan PBP usai Lebaran dan akan ditempati oleh pedagang, sekitar awal tahun 2009, setelah PBP direnovasi.

Sementara itu, Staf Sosial Support PT MLJ, Suliyono mengatakan hingga saat ini realisasi ganti rugi sebesar 20 persen bagi pengungsi di PBP masih terus berlangsung.

Ia menjelaskan, sebanyak 344 berkas dari 565 berkas sudah dilakukan penandatanganan akta jual beli, Selasa (7/10) dan Kamis (9/10) lalu dan uang bisa dicairkan paling cepat setelah 14 hari kerja sejak penandatanganan akta tersebut.

“Proses realisasi uang muka 20 persen ganti rugi masih terus berlangsung. Kami sudah menyediakan dana sekitar Rp37 miliar untuk uang muka ganti rugi 20 persen bagi seluruh pengungsi korban lumpur yang berada di Pasar Baru Porong,” tambahnya.(*)

COPYRIGHT © 2008


Tanggul Lumpur Ring Reno-Glagaharum Dibangun

Oktober 16, 2008

Tanggul Lumpur Ring Reno-Glagaharum Dibangun

Sidoarjo, (ANTARA News) – Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mulai Senin (6/10) akan membangun tanggul ring luar penahan luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. di area perbatasan Renokenongo-Glagaharum, Porong Sidoarjo.

Staf Humas BPLS Ahmad Kusairi di Sidoarjo, Minggu mengatakan, pembangunan tanggul ring itu sekaligus penahan pond (kolam penampungan lumpur) yang akan dijadikan cadangan tempat pembuangan lumpur saat menormalisasi Kali Porong yang akan juga mulai dikerjakan pasca Lebaran ini.

“Ketika normalisasi Kali Porong dikerjakan, pembuangan lumpur akan dilakukan ke pond-pond, termasuk pond Renokenongo yang dikuatkan dengan tanggul sisi luar yang sedang akan kami kerjakan pasca lebaran ini. Kalau tanggul luar bisa terealisasi, pembuangan lumpur ke pond akan aman,” katanya.

Menyinggung masih adanya enam rumah yang bertahan (tidak mau dibebaskan) di area itu, Kusairi mengatakan pihaknya sudah melakukan pendekatan agar mereka mencapai kesepahaman dan siap meninggalkan rumah, pasca menerima realisasi uang muka ganti rugi 20 persen.

Ia juga mengaku BPLS sudah meminta kepada PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) untuk segera merealisasikan pembayaran uang muka ganti rugi 20 persen kepada tiga rumah milik warga Renokenongo dan tiga rumah lainnya milik warga Glagaharum tersebut.

“MLJ sudah berjanji akan komitmen membayar uang muka ganti rugi keenam aset itu pasca lebaran ini,” katanya menegaskan.

Ia menambahkan bahwa dibangunnya tanggul ring luar Renokenonego-Glagaharum itu sangat penting agar lumpur tidak meluber ke kawasan di luar area peta terdampak. (*)

COPYRIGHT © 2008