Bahaya Lumpur Lapindo

Bahaya Lumpur Lapindo
(Selasa, 20 Juni 2006) – Kontribusi dari Aziz Hamid

Pembuangan lumpur ke sungai dinilai justru akan menimbulkan masalah baru di Sidoarjo. Apa itu? Ladang eksplorasi gas PT Lapindo Brantas dikhawatirkan ambles, lantas menimpa jalur pipa gas bawah tanah yang ada di bawahnya. Jika petaka itu terjadi, pasokan gas ke industri-industri di seantero Jawa Timur, bakal terhenti. Ledakan pipa gas juga akan memakan korban jiwa tak sedikit. Kecemasan ini cukup beralasan. Hingga Senin (19/6), atau tiga pekan sejak bencana terbetik, lumpur panas dari lokasi Sumur Banjar Panji 1 PT Lapindo di Porong, Sidoarjo, terus muntah. Sekitar 40 ribu meter kubik lumpur keluar dari perut Bumi saban harinya.

Walhi Jawa Timur memperingatkan adanya rangkaian jalur pipa gas yang membentang sejauh 430 kilometer dari Pagerungan Sumenep hingga Gresik melalui Sidoarjo. Pipa gas ini memasok sekitar 80-100 ribu meter kubik gas per hari ke beragam sentra industri di Jatim. Pipa gas bersuhu 60-70 derajat Celcius.

Bisakah urat nadi pasokan gas Jatim ini tertimbun? Andang Bachtiar, mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) memperingatkan perlunya tim teknis bencana PT Lapindo melakukan riset soal ini. ”Perlu diketahui kapan tekanan di dalam lubang kembali stabil,” terang dia. Ini, menurut Andang, terhitung penting. Sebab saat keseimbangan tekanan terjadi, ada tekanan yang justru hilang di area pemicu keluarnya lumpur. Ini memicu
ketidakstabilan ruang dalam tanah.

Oleh karena itu, menurut dia, tim teknis perlu menaksir apakah ketidakstabilan ruang ini dapat memicu runtuhnya tanah (drop). Perhitungan pun harus cermat, sebab proses ambrol biasanya terjadi pelan-pelan. Penting pula dihitung berapa kekuatan pipa. Apakah reruntuhan tanah bisa memicu bending (bengkok) pada pipa atau tidak. Jika ya, apakah itu dapat memicu fracture (retak) atau tidak. ”Perlu ada skenario terburuk untuk itu semua,” papar dia. Ia menyayangkan adanya pernyataan dari pejabat berwenang bahwa lumpur PT Lapindo akan stop dalam tempo sebulan, tanpa adanya perhitungan akurat.

Menurut Andang, area Porong, Sidoarjo, adalah wilayah rentan tekanan. Area di atas kedalaman 1.500 kaki (sekitar 456 meter) saja, terang dia, sudah tergolong over pressure zone. Di zona itu, tekanan air lebih kecil. Akibatnya, material lumpur menjadi lebih ringan, sehingga lumpur terus naik ke permukaan hingga tercapai keseimbangan tekanan. ”Jadi perlu dihitung berapa lama tekanan itu stabil, jangan cuma ngomong sebulan selesai,”
selorohnya.

Bukan karena gempa Keliru jika luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas merupakan imbas gempa 6,2 Richter di Yogyakarta. ”Ini manipulasi fakta dengan menyalahkan alam,” papar Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sony Keraaf, menyitir jawaban pemerintah. Disebutkan bahwa luapan lumpur terjadi akibat liquid faction pascagempa.

Dugaan adanya liquid faction juga dibantah Andang. Menurut dia. liquid faction biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir-lempung. Getaran akibat gempa, menurut Andang, menyebabkan tekanan hidrostatik air yang mengikat pasir dan lempung menjadi lebih besar. Akibatnya ia lepas. ”Air pun naik ke permukaan, membawa lempung dan pasir,” kata Andang. Ini memicu banjir lumpur dari dalam tanah. Fenomena ini terjadi pada gempa-gempa besar, seperti di Aceh atau Padang. Biasanya fenomena liquid faction ini terjadi 1-2 jam setelah gempa. ”Yang terjadi di PT Lapindo tidak seperti ini,” papar Andang.

Luapan lumpur, terang Andang, terjadi di kedalaman 2.000-6.000 kaki (608 meter – 1,824 km) alias bukan di lapisan permukaan. Tingkat kedalaman lumpur dicek dari komposisi lumpur yang tercipta. Materi organik dalam lumpur tercatat berasal dari hewan zaman Pleosin yang hidup 1,5 juta hingga 5 juta tahun silam. Hewan ini hidup di lapisan 2.000-6.000 kaki.
”Tak kalah penting, luapan lumpur baru terjadi dua hari kemudian, bukan 1-2 jam kemudian,” tutur dia lagi. Daerah Porong juga terletak paling ujung dari rangkaian sumur-sumur gas Yogya-Klaten. ”Mengapa daerah yang lebih dekat ke sumber gempa ketimbang tidak mengalami kebocoran?” tanya dia.

Ali Ashar Akbar, pengamat perminyakan, merasa aneh soal tidak adanya dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) PT Lapindo. ”Kalau itu belum ada kok mereka bisa mengeksploitasi?” tanya dia. PT Lapindo dinilai tidak lagi melakukan kegiatan eksplorasi, tetapi eksploitasi, lantaran pengeboran sudah mlebihi kedalaman 50 meter. Eksplorasi tidak memerlukan Amdal, eksploitasi perlu. Ia menengarai dibolehkannya PT Lapindo beroperasi tanpa Amdal sebagai indikasi adanya persengkongkolan. ”Dari pelanggaran ekologis yang mereka lakukan, mereka bisa dibilang penjahat lingkungan,” papar dia. Dampak ekologi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menilai semburan lumpur panas dari areal eksplorasi PT Lapindo meninggalkan dampak ekologis yang dapat dibanding-bandingkan dengan tragedi Buyat di Sulawesi Utara. Kasus PT Lapindo membuat ratusan warga di sekitar Desa Renokenongo dan Desa Siring, Kecamatan Porong, mengungsi. Beberapa di antaranya masuk rumah sakit akibat kepulan asap putih yang keluar dari pipa gas perusahaan milik Bakrie Group ini.

Menurut Ketua Kampanye Eksekutif Daerah Walhi Jatim, Chairul, asap putih yang keluar dari didihan gas dari pipa bawah tanah milik PT Lapindo mengandung hidrogen sulfida (zat kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan). Gas lain yang teridentifikasi adalah amoniak, nitrit, nitrat, dan fenol.

Investigasi Walhi Jawa Timur menemukan bahwa sehari setelah terjadi blow out pertama, ikan-ikan yang ada di saluran irigasi banyak yang terapung mati. Tanaman yang ada di sekitar lumpur mengering dan mati. Sumber air (sumur dan sungai) di tiga desa (Siring, Renokenongo, dan Jatirejo) tak dapat lagi dikonsumsi karena telah tercemar. Warnanya berubah kekuning-kuningan (seperti mengandung minyak mentah).

Menurut Andang Bachtiar, masih belum jelas betul potensi bahaya material kimiawi dari area PT Lapindo. ”Banyak reaksi fisika dan kimia yang terjadi. Unsur yang dulunya tidak ada, seperti chrom, bisa menjadi ada (terdeteksi),” paparnya.
Ia mencontohkan kasus luapan lumpur di Arun, Riau. Di situ tiba-tiba muncul unsur ikutan yaitu merkuri. Di dalam gas sendiri, merkuri tidak terdeteksi (under detection limit). ”Tetapi ketika ia diproduksi dengan kecepatan 100 juta kubik dengan pressure yang tinggi, didorong perubahan temperatur, ada perubahan fisika dan kimia,” jelas Andang.
Selain itu, Walhi mengkritik rencana pembuangan lumpur ke sungai Kalimati. Jika ini dilakukan, menurut Direktur Eksekutif Walhi, Chalid Muhamad, maka lumpur akan menutupi sungai. ”Sidoarjo bisa tenggelam,” kata dia.

Usulan lain pun tak kalah mencemaskan. Lumpur akan dibuang ke Kali Porong, anak sungai Kali Brantas. Menurut Walhi, Kali Porong adalah penyuplai air sawah bagi Kecamatan Porong dan Jabon. Di musim kemarau, debit airnya nol. Jika ini dilakukan, air dari Dam Lengkong terpaksa digelontorkan, meski dam ini adalah pemasok utama sawah, tambak, industri dan Jasa Tirta di Mojokerto dan Sidoarjo. ”Banyak yang akan dirugikan,” kata dia. Jika lumpur menutupi sungai, maka kapasitas sungai akan mengecil dan pada saat musim hujan Sidoarjo akan terendam.
Fakta Angka 40.000 Meter Kubik Jumlah lumpur yang keluar setiap hari di Porong, Sidoarjo.(imy )

5 Responses to Bahaya Lumpur Lapindo

  1. KUN berkata:

    TEKS TIDAK BISA LANGSUNG DICOPY

  2. Rovicky berkata:

    Yudha,
    tulisan itu adalah kekhawatiran bulan juni lalu. ketika itu belum ada laporan studi kimia fisika yg detil.
    Saat ini laporan yg ada secara resmi dipublikasi ada dari UNDEP, disana tidak dijumpai hag yg menakutkan itu. tetapi ada saran bagus dr laporan UNDEP yaitu monitor terus menerus. Saya yakin sudah dilakukan pemerintah. hanya saja kita tidak dipublikasikan. jadi hanya suara2 dr institusi yg bergentayangan saat ini saja yang ada.

    laporan itu bisa diunduh disini :

    Klik untuk mengakses environment_assessment_report_final.pdf

  3. lumpur lapindo sgt bahaya.perumahan tanggulangin anggun sejahtera terancam lumpur.sementara itu lapindo,pemerintah hnya tenang2 sj.semestinya mereka hrs prihatin dan mengambil sikap kritis dgn membeli rmh 2 perumahan & dengan membantu sedikit bantuan kpd rakyat yang rumahnya terendam lumpur.Yudha Bayu Erlangga,Wasit Adji perum Tas j2 12-14.trim’s.

  4. nana berkata:

    webnya ga bisa dicopy..

Tinggalkan komentar