Ahli Geologi Saling Berseteru

Lumpur Panas Lapindo (Bagian Pertama) Selasa, 06 Maret 2007 | 04:50 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 1973-1975, Koesoemadinata, memprotes hasil pertemuan workshop internasional tentang luapan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, yang diadakan organisasi itu pada 20-21 Februari lalu di Jakarta. Sikap protes itu tertuang dalam surat terbukanya via surat elektronik kepada IAGI pada 25 Februari.

Alasannya, kesimpulan workshop tersebut ia nilai cenderung tidak mencerminkan IAGI yang independen, tidak relevan dengan materi, bahkan cenderung bertolak belakang. “Saya sangat prihatin dengan hasil workshop yang disebutkan bertaraf internasional ini,” kata Koesoemadinata kepada Tempo, Senin (5/3).

Seperti diketahui, pada 20-21 Februari lalu, IAGI bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengadakan diskusi bertema “International Geological Workshop on Sidoarjo Mud Volcano”.

Koesoemadinata menjelaskan kesimpulan dari workshop itu tidak mencerminkan materi yang dibahas. Para pembicara masih mempertanyakan berbagai kemungkinan tentang penyebab semburan lumpur panas. Bahkan workshop itu buru-buru menyimpulkan penyebab semburan lumpur panas itu adalah gempa bumi. “Itu memang benar mud vulcano (lumpur panas), tapi penyebabnya apakah gempa bumi atau kesalahan pengeboran, kan, belum terjawab,” ujarnya.

Seharusnya, menurut dia, IAGI sebagai lembaga ilmuwan
yang independen juga memberi ruang mengenai adanya pendapat bahwa semburan lumpur panas itu terjadi karena kelalaian pengeboran. “Saya khawatir kalau sampai IAGI digunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Padahal kebenaran ilmiah sebagai ilmuwan harus dipertahankan.”

Koesoemadinata mengungkapkan workshop yang dihadiri beberapa ilmuwan dari luar negeri itu juga hanya menyatakan lumpur panas Lapindo adalah bencana alam sehingga tidak dapat dihentikan. Namun, tidak memberikan rekomendasi penanggulangan masalah, padahal itulah yang ditunggu masyarakat.

Dalam surat terbukanya kepada Ketua Umum IAGI, Koesoemadinata menyatakan kekecewaan dan keprihatinannya. Dalam pembacaan kesimpulan workshop, misalnya, menurut dia, seolah-olah sudah ada kesepakatan bahwa terjadinya gunung api lumpur di Sidoarjo semata-mata murni bencana alam yang dipicu oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tidak ada hubungannya dengan kelalaian pengeboran Sumur Banjar Panji-1.

Sampai berita ini diturunkan, Tempo belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Achmad Lutfi. Achmad tidak mengangkat telepon selulernya. Namun, dia membalas lewat pesan pendek (SMS), “Besok saja (hari ini) karena (saya) sedang ada acara keluarga,” katanya.

l NIEKE INDRIETTA

3 Responses to Ahli Geologi Saling Berseteru

  1. […] adanya perbedaan pendapat para ahli kebumian mengenai hal ini. seperti yang ditulis disini dan disini. Namun ada beberapa hal penting yang harus disadari dalam penanganan kasus lumpur panas ini […]

  2. […] yang ditulis disini juga dalam diskusi para punggawa begawan geologi disini dan ditulis dalam media disini. Namun ada beberapa hal penting yang harus disadari dalam penanganan kasus lumpur panas ini […]

  3. […] yang ditulis disini juga dalam diskusi para punggawa begawan geologi disini dan ditulis dalam media disini. Namun ada beberapa hal penting yang harus disadari dalam penanganan kasus lumpur panas ini […]

Tinggalkan komentar